Catatan Kritis Rakerakornas DDI Jilid II
Nur Khaliq
Ketua umum PP IMDI
Diera
keterbukaan seperti saat ini, opini dan gagasan rasanya abash saja dituangkan
dimedia manapun selama itu tidak melanggar norma dan kepatutan. Oleh karna itu,
opini kiranya bias menjadi media komunikasi bagi semua. Opini juga kiranya
menjadi karang bagi derasnya arus ombak yang kuat, atau menjadi batu kali bagi
arus sungai yang deras. Namun menjadi seperti ikan yang tidak tergarami meski
hidup di air asin adalah pilihan yang bijak.
Bagi
sebuah organisasi, dinamika dan konflik adalah bumbu yang justru akan menjadikannya
mantap. Seperti syair lagu Inul Daratista, “dangdut yang tanpa goyang, akan terasa
kurang nikmat, kurang sedap”. Dengan catatan, dinamika dan konflik itu
mampu dikelola sebagaimana orchestra yang mengkhasilkan sinfoni nada yang
indah. Dinamika dan konflik Bukanlah “madu ditangan kanan dan racun di
tangan kiri” yang musti dipilih dan diperselisihkan.
Pada
prinsipnya, semakin berdinamika dan berkonfik sebuah organisasi, juga mencerminkan
semakin progresif perkembangan organisasi tersebut. Demikianlah bagi organisasi
besar sekelas Daru da’wah wal irsyad (DDI).
Beberapa
hal yang penting untuk dimaklumi saat ini adalah bahwa vase dinamis yang
dialami DDI saat ini adalah vase yang niscaya. (Semua organisasi besar pernah
mengalaminya) Tahapan ini diyakini bukannya akan menjadikan DDI lemeh, namun
sebaliknya, justru akan menjadikan DDI semakin tangguh dan kokoh.
Seperti
sebatang pohon, yang semakin akarnya menemukan batu, berarti semakin dalam ia
menghujam ke bumi, atau semakin batangnya diterjang badai, berarti semakin
tinggi pucuk dan rantingnya menjulang ke langit. Mungkin akan ada cabang dan
rantingnya yang lapuk atau retak, namun secara keseluruhan tidaklah kita seharusnya
skeptic dan menilai negative bahwa seluruh pohon akan mati. Atau mungkin ada
satu atau dua buah yang busuk, namun tidak seharusnya kita skeptic dan
berkesimpulan bahwa regenasi secara keseluruhan telah rusak dan tidak akan
tumbuh generasi baru yang lebih tangguh dan lebih baik. Demikianlah DDI hari
ini.
Untuk
itu, Rapat Kerja Dan Kordinasi Nasional yang akan dilaksanakan di Pondok
Pesantren Manahilil Ulum DDI Kaballangan, Kecamatan Duampanua Kabupaten
Pinrang, 16-17/12/2017 mendatang, kiranya menjadi ajang silaturahmi Nasional seluruh
insan pengabdi dan anak-anak ideologis panrita Bugis, serta sebagai saluran
gagasan untuk kemajuan keummatan dan kebangsaan.
Kue
besar untuk pesta besar
PB
DDI sebagai pilar puncak penentu kebijakan strategis, memiliki posisi penting
dalam menentukan arah dan pencapaian organisasi, untuk itu, sudah seharusnya PB
DDI dalam RAKOR-RAKERNAS kali ini mendorong penetapan agenda-agenda strategis dan
RENSTRA (Rencana Strategis) yang lebih pragmatis-sistematis, serta berskala
local, nasional, regional dan global. Tidak hanya melulunya berkutat
pada agenda-agenda local sektoral yang bersifat sempit dan telah kadaluarsa.
Maka
untuk itu, beberapa tinjauan kiranya dapat dipertimbangkan, diantaranya; Ditingkat
local, PB DDI dan seluruh prangkat administertifnya, diharapkan mampu ningkatan
kualitas lulusan pendidikan disemua level. Salah satunya, dengan kembali
menghidupkan tradisi berbahasa asing yang saat ini terasa hilang. Selain itu, DDI
juga diharapkan mampu memplopori pengajaran dan pembelajaran “Pendidikan
Multicultural dan Cross-Cultural Study” disemua level pendidikannya, sebagai
respon strategic DDI dalam menghadapi pemberlakuan kerjasama antar negara ASEAN
atau yang lebih popular dikenal dengan sebutan Masyarakat Ekonomi Asean (MEA).
Ditingkat
nasional, PB DDI diharap mampu mendorong organisasi ini lebih berperan aktif
dalam mensukseskan agenda-agenda Pembangunan Nasional. Terutama dibidang-bidang
yang erat bersangkut dengan Trilogy DDI. Selain itu, dengan berpahamkan bawa
“asset terbesar DDI adalah warga DDI itu sendiri”, maka PB DDI juga diharapkan
mampu megusahakan penempatan warga DDI yang memiliki kualitas personan untuk
menempati sector-sektor public strategis Nasional. Dengan strategi seperti ini,
diharapkan mampu mereduksi berbagai potensi konflik dalam batang tubuh DDI. Dan
dengan model ini pula, “akan ada kue yang lebih besar yang biasa kita
pertengkarkan”.
Ditingkat
Regional, bisa dipastikan bahwa tantangan Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) juga
akan menyapu halaman rumah DDI. Kedepan, sector-sector yang menjadi agenda
kerjasama regional ini akan mengalir deras. Akan datang tenaga-tenaga
professional asing yang merebut sector-sektor strategis dalam lingkungan kerja
dan profesi masyarakat kita. Bukan tidak mungkin masalah ini akan menggerus dan mengeliminasi kader
dan warga DDI dari lapangan permainan.
Masyarakat
Ekonomi Asean (MEA) sejatinya merupakan peluang besar bagi DDI dan bangsa ini untuk
mencapai kemajuan. Dengan catatan, ia mampu merespon positif kebijakan
strategis regional ini dengan peningkatan skill dan kualitas sumberdaya
manusianya melalui pelatihan dan pendidikan. Maka dengan kondisi ini, PB DDI dalam
pertemuan esok, diharapkan mampu “megetuk palu” berbagai rencana
strategis yang menyangkut berbagai peningkatan skill, pelatihan dan pendidikan
untuk peningkatan kualitas masyarakat DDI secara khusus dan masayarakat Indonesia
umumnya.
Ditingkat
global, agenda-agenda Sustainable Development Goals sudah seharusnya
juga menjadi agenda pembahasan di tingkat RAKER-RAKORNAS PB DDI. Dengan
mendorong peran dan fungsi aktif organisasi dalam pembicaraan-pembicaraan
agenda-agenda global.
Ada
banyak agenda global yang biasa ikut didiskusikan dan dimainkan oleh organisasi
besar sekelas PB DDI diantaranya, usaha bersama untuk pengentasan kemiskinan
dan kelaparan global (End poverty and End hunger) peningkatan kualitas hidup
sehat (Good Health and Well-Being), pendidikan yang berkualitas untuk semua
(Quality Education), kesetaraan dan keadilan gender (Gender Equality) keadilan
dan kedamaian global, dan ratusan agenda global lainnya.
Kami
percaya, bahwa RAKER-RAKORNAS PB DDI mendatang adalah manifestasi dari
keberkahan do’a dan munajad para Anregurutta, dan kami percaya, bahwa
pertemuan mendatang akan menghasilkan putusan-putusan yang berkualitas sebagai guideline
bagi pengembangan DDI dan seluruh warga Addariyah secara keseluruhan.
Minallahil
Musta’an Wa Ilayhi Tiqlan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar