SAMBUTAN HARLAH 48 IMDI
اسلم علیکم ورحمہ اللہ وبرکاہ
اسلم علیکم ورحمہ اللہ وبرکاہ
بسم اللہ
الرحمن الرحیم
إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ
وَنَسْتَغْفِرُهْ ۔وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ
أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلّلَهُ وَمَنْ يُضْلِلہْ فَلن تجد لَهُ
ولیا مرشدا
. وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى أَشْرَفِ
الْمُرْسَلِيْنَ، نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ صلى الله عليه وسلم وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ
وَالتَّابِعِيْنَ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلىَ يَوْمِ الدِّيْنِ،
أَمَّا بَعْدُ
Puja dan puji
syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, karna berkat rahmat dan hidayahnya,
sehingga kiata bisa berkumpul ditempat yang sederhana ini, untuk merayakan hari
lahir ke 48 Ikatan Mahasiswa DDI.
Shalawat serta
salam kita harutkan kepada junjungan kita Muhammad SAW kepada keluarganya,
kepada sahabat-sahabartnya dan kepada orang-orang yang menginguti petunjuknya
hingga akhir zaman.
Mursyid dan mrsyidah yang saya
banggakan.
Dari kejauhan
saya menghaturkan permohonan maaf yang sebesar-besarnnya karna terhalang ruang
dan waktu, sehingga tidak mampu berkumpul bersama di hari yang membanggakan.
HARLAH ke 48 Ikatan Mahasiswa DDI.
Dari kejauhan
pula, Saya sadar dan terus mengikuti berbagai perkembangan yang terus berdialiektika di dalam tubuh
organisasi, namun, hingga detik dimana kata sambutan ini saya tulis, saya masih
tetap kukuh bahwa apa yang saya lalukan adalah untuk kebaikan dan kemajuan kita
bersama.
Kader pengabdi yang kami
banggakan.
Awal 2013 yang
lalu, saya menginisiasi kegiatan KOSMOLOGI (Kursus Arkeologi Pemikiran Kiyai)
Yang mengangkat tema “Dua Abdurrahman- Pembaharu Timur Dan Barat,
Abdurrahman Amboo Dalle Dan Abdurrahman Wahid”. Sebuah kursus pemikiran,
sebuah kegiatan yang murni datang dari gagasan dan hasil ijtihad
mursyid-mursyidah IMDI. Kegiatan yang kami kelaim sebagai kursus pemikiran
pertama di Indonesia Timur, karna belum pernah di lakukan oleh organisai
manapun selain IMDI. Sesuatu yang menurut kami patut kita banggakan. Dan di
akhir kegiatan waktu itu, item kegiatan ini kemudian kami ajukan
dan kami wakafkan sebagai kegiatan supleman di IMDI.
Dalam kegiatan
KOSMOLOGI ini pula, saya mengeksplorasi
sebuah gagasan lama dalam tubuh DDI,
yaitu visi internasional DDI yang sejak dahulu di gagas dan di usahakan oleh
Anregurutta para founding father DDI. Gagasan lama ini kami coba bangkitkan
kembali dan menjadikannya materi kegiatan yang kami beri judul
“internasionalisasi DDI”, judul materi ini kemudian kami konsultasikan langsung
dengan Gurutta Almarhum Prof Muiz Kabry, selaku Rais Amm DDI waktu itu. Judul
materi ini kemudian sangat di apresiasi oleh Almarhum dan beliau sendiri yang
kemudian memangkuh langsung materinya, yang kemudin menjelaskan banyak fakta
soal kebesaran visi dan misi internasional DDI.
Gagasan
internasionalisasi DDI waktu itu, mungkin hanyalah sebuah gagasan tua yang kami
coba eksplorari dan hidupkan kembali. Namun apresiasi yang di berikan oleh Rais
Amm DDI justru menjadi inspirasi dan beban tersendiri bagi saya pribadi, bahwa
apa yang telah kami gagas harus kami usahakan dan wujudkan.
karna bila tidak,
maka patutlah kami di cap sebagai kader
yang menggagas sebuah kebohongan atau menggagas omong kosong yang ia sendiri
tidak mampu wujudkan. Dan tentu laknat Tuhan bagi mereka yang mengatakan
sesuatu, namun ia sendiri tidak mampu melakukannya.
Allåh subhanahu
wa ta’ala berfirman:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لِمَ تَقُولُونَ
مَا لَا تَفْعَلُونَ | ٦١:٢
كَبُرَ مَقْتًا عِنْدَ اللَّهِ أَنْ تَقُولُوا
مَا لَا تَفْعَلُونَ | ٦١:٣
Artinya : Hai
orang-orang yang beriman, mengapa kamu mengatakan apa yang tidak kamu perbuat?
Amat besar kebencian di sisi Allah bahwa kamu mengatakan apa-apa yang tiada
kamu kerjakan. (Q.S : Ash- Shaff : 2-3).
Mursyid dan mursyidah yang
kami banggakan
Yang ke dua,
lima tahun yang lalu, saya secara pribadi juga telah berkeliling, berkungjung
ke cabang-cabang IMDI, hanya sekedar untuk berdiskusi tentang berbagai
persoalan dan permasalahan dalam IMDI. Dan hasil dari ekspedisi itu menyadarkan
saya bahwa hampir seluruh cabang IMDI mengalami persoalan yang sama. Yaitu
“tidak jelasnya identitas IMDI”. Kader-kader di pangkep mengeluhkan tidak
jelasnya karakter IMDI, kader-kader di pare
mencampur IMDI dengan PMII, di sidrap kader IMDI menyatu dengan HMI
demikian juga di makassar, maros dan cabang-cabang lainnya. Hingga materi DKD
dan DKM IMDI juga mengdopsi berbagai materi HMI atau PMII. Dan tentu saja
persoalan ini juga kami rasakan sendiri ketika mengkader di komisariat UMI.
Realitas ini
jugalah yang mendorong saya untuk mencari akar persoalan, dan kesimpulannya
adalah “karna tidak adanya Nilai dasar yang menjadi identitas dan karakter
kader” yang mampu di pengangi bersama dan menjadi kalimat pemersatu (kalimatun
sawa) bagi kader-kader pengabdi. Maka dari itu, ijtihad kemudian kami
usahakan di wilayah yang mungkin tidak semua kader mampu untuk menggarap itu.
Setelah riset
dan penelitian beberapa tahun, draf NILAI DASAR PENGABDIAN IMDI pun kami
rampungkan dan kami print tahun lalu. Tentu saja tanggapan kader sangat
beragam. Kami juga senantiasa berharap
akan adanya berbagai masukan dan kritikan untuk penyempurnaan.
Dalam usaha
penyusunan NDP IMDI ini pulalah, kami menyadari sebuah realitas penting yang tidak bisa dihindarkan. Bahwa: hampir
semua NDP organisasi lain disusun dan di gagas oleh penyusunnya setelah
bertualang dan melanglang buana di luar negri. Sebut saja Nurchalis Majid yang
menulis NDP HMI, beliau harus ke Amerika lalu ke Arab, untuk kemudian kembali
dan lahirlah NDP HMI, demikian pula Gusdur, dan demikian pula NDP organisasi
lainnya. Realitas yang satu ini penting dan justru menjadikan saya semakin
kukuh untuk keluar negri, setidaknya membuka mata tentang realitas kebangsaan
dan relitas keduniaan. Dan akhirnya, dari pengalaman ini pulalah, yang kami
tuangkan dalam gagasan NDP IMDI yang kami klaim sebagai nilai dasar yang sangat
luas dan fundamental. Nilai dasar ini kami klaim sebagai NILAI DASAR KEHIDUPAN
dan juga NILAI DASAR PENGABDIAN bagi setiap orang, bukan hanya bagi kader-kader
IMDI secara khusus, karna “Hidup Adalah Mengabdi, Dan Mengabdi Berarti
Hidup”.
Generasi hijau kuning yang
kami banggakan.
Selanjutnya, mengenai
tema harlah yang ke 48 IMDI. Secara pribadi saya di mintai masukan tentang tema
kegiatan. Waktu itu, spontan saja saya merasa bahwa tema itu telah ada dan
telah jauh-jauh zaman di gariskan oleh Tuhan. Maka dengan segera saya bangkit
dan membuka kitab suci Al-Qur’an, dan mencoba mencocokkan realitas IMDI hari
ini dengan susunan surah. Dan termaktublah surah 48 Al-Qur’an ayat 1 dan 2.
إِنَّا فَتَحْنَا لَكَ فَتْحًا مُّبِينًا
﴿١﴾
Sesungguhnya
Kami telah memberikan kepadamu kemenangan yang nyata, (1)
لِيَغْفِرَ لَكَ اللَّهُ مَا تَقَدَّمَ
مِن ذَنبِكَ وَمَا تَأَخَّرَ وَيُتِمَّ نِعْمَتَهُ عَلَيْكَ وَيَهْدِيَكَ صِرَاطًا
مُّسْتَقِيمًا ﴿٢﴾
supaya Allah
memberi ampunan kepadamu terhadap dosamu yang telah lalu dan yang akan datang
serta menyempurnakan nikmat-Nya atasmu dan memimpin kamu kepada jalan yang
lurus, (2)
ayat pertama dan
ke dua QS Fath ini kemudian kami ajukan agar menjadi tema HARLAH ke 48 IMDI.
Selain tema-tema nyentrik semacam ini sangat jarang di munculkan dalam
forum-forum IMDI, tema ini pula menyentuh ruang terdalam bathin kita untuk
kembali “membaca”. Selain itu, Secara pribadi saya selaku ketua PP IMDI merasa
bahwa era ini, adalah momentum kemenangan bagi IMDI, dan juga menjadi momentun
kemajuan bagi organisasi. kondisi hari ini
akan sangat berbeda dari kindisi kemarin. Kenapa?, karna kader-kader
IMDI hari ini telah punya visi dan kepercayaan diri untuk berdiri sama tinggi
dengan HMI, dan duduk sama rendah dengan PMII, dan tentu saja bahu membahu
dengan berbagai organisasi lainnya untuk memajukan bangsa dan agama.
Kepercayaan diri
IMDI dapat kita saksikan dari munculnya
gagasan-gagasan bertaraf nasional. Simaklah misalnya group WA “IMDI
se-Indonesia” yang baru-baru muncul belakangan ini. Bagi teman-teman, ini
mungkin hanyalah group WA biasa, “Apalah Istimewanya!!!”. Namun bagi kami, group WA “IMDI se-Indonesia”
ini mencerminkan kepercayaan diri kader untuk tampil sejajar dan menjadi salah
satu organisasi besar di Indonesia. Mengusung karakter sendiri sebagai kader
pengabdi, ruang juang sendiri dengan gerakan spiritual, dan warna hijau dan
kuning IMDI. Dan istimewanya lagi, karna gagasan ini lahir dari gess road IMDI.
Semangat ini
tentu harus kita rawat bersama, IMDI bukanlah organisasi kampung.
Seperti anggapan kader-kader yang lalu. IMDI bukanlah organisasi lokal yang
berkutat hanya di Sulawesi atau di Indonesia Timur saja. tapi IMDI adalah
organisasi nasional dan punya visi internasional. Sebuah visi besar yang tidak semua
organisasi miliki. Sebuah visi kebangsaan, sebuah visi keindionesiaan yang berkemajuan.
Dan langkah awal untuk mencapai itu tentu di mulai dengan “memperkaya” diri
masing masing lalu mengajarkannya kepada orang lain.
Dan terkhir,
Lampaui gurutta.
Karna semakin
engkau melampaui beliau, semakin bangga beliau akan keberhasilan DDI mencetak
generasi-generasi hijau kuning yang lebih hebat.
Kesempurnaan
seorang mursyid adalah ketika ia mampu mencetak mursyid yang lebih sempurna
dari dirinya.
“Siapa yang bisa
menjadikan orang lain sempurna setelah dirinya sekalipun ia masuk neraka dan
yang lain masuk surga, maka itulah orang yang matang (the mature person)”.
Selamat
berHARLAH yang ke 48. Semoga kematangan usia membawa kematangan karakter.
UNTUK IMDI
BERKEMAJUAN UNTUK INDONESIA YANG BERMARTABAT
مّن اللہ
المستعا ن والیہ طقلان
Kepada Allah
kita memohon dan kepadaNya pula kita bertawakkal
اسلم علیکم
ورحمہ اللہ وبرکاہ
Filiphina
23 September 2017
Ketua
Umum PP IMDI
Nur
khaliq S.Kep, MSN
Tidak ada komentar:
Posting Komentar