Selasa, 07 November 2017

SAMBUTAN HARLAH 48 IMDI

SAMBUTAN HARLAH 48 IMDI

اسلم علیکم ورحمہ اللہ وبرکاہ
بسم اللہ الرحمن الرحیم
إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهْ ۔وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلّلَهُ وَمَنْ يُضْلِلہْ فَلن تجد لَهُ ولیا مرشدا
. وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى أَشْرَفِ الْمُرْسَلِيْنَ، نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ صلى الله عليه وسلم وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَالتَّابِعِيْنَ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلىَ يَوْمِ الدِّيْنِ،
أَمَّا بَعْدُ
Puja dan puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, karna berkat rahmat dan hidayahnya, sehingga kiata bisa berkumpul ditempat yang sederhana ini, untuk merayakan hari lahir ke 48 Ikatan Mahasiswa DDI.
Shalawat serta salam kita harutkan kepada junjungan kita Muhammad SAW kepada keluarganya, kepada sahabat-sahabartnya dan kepada orang-orang yang menginguti petunjuknya hingga akhir zaman.
Mursyid dan mrsyidah yang saya banggakan.
Dari kejauhan saya menghaturkan permohonan maaf yang sebesar-besarnnya karna terhalang ruang dan waktu, sehingga tidak mampu berkumpul bersama di hari yang membanggakan. HARLAH ke 48 Ikatan Mahasiswa DDI.
Dari kejauhan pula, Saya sadar dan terus mengikuti berbagai perkembangan yang  terus berdialiektika di dalam tubuh organisasi, namun, hingga detik dimana kata sambutan ini saya tulis, saya masih tetap kukuh bahwa apa yang saya lalukan adalah untuk kebaikan dan kemajuan kita bersama.
Kader pengabdi yang kami banggakan.
Awal 2013 yang lalu, saya menginisiasi kegiatan KOSMOLOGI (Kursus Arkeologi Pemikiran Kiyai) Yang mengangkat tema “Dua Abdurrahman- Pembaharu Timur Dan Barat, Abdurrahman Amboo Dalle Dan Abdurrahman Wahid”. Sebuah kursus pemikiran, sebuah kegiatan yang murni datang dari gagasan dan hasil ijtihad mursyid-mursyidah IMDI. Kegiatan yang kami kelaim sebagai kursus pemikiran pertama di Indonesia Timur, karna belum pernah di lakukan oleh organisai manapun selain IMDI. Sesuatu yang menurut kami patut kita banggakan. Dan di akhir kegiatan waktu itu, item kegiatan ini kemudian kami  ajukan  dan kami wakafkan sebagai kegiatan supleman di IMDI.
Dalam kegiatan KOSMOLOGI ini pula, saya  mengeksplorasi sebuah gagasan lama  dalam tubuh DDI, yaitu visi internasional DDI yang sejak dahulu di gagas dan di usahakan oleh Anregurutta para founding father DDI. Gagasan lama ini kami coba bangkitkan kembali dan menjadikannya materi kegiatan yang kami beri judul “internasionalisasi DDI”, judul materi ini kemudian kami konsultasikan langsung dengan Gurutta Almarhum Prof Muiz Kabry, selaku Rais Amm DDI waktu itu. Judul materi ini kemudian sangat di apresiasi oleh Almarhum dan beliau sendiri yang kemudian memangkuh langsung materinya, yang kemudin menjelaskan banyak fakta soal kebesaran visi dan misi internasional DDI.
Gagasan internasionalisasi DDI waktu itu, mungkin hanyalah sebuah gagasan tua yang kami coba eksplorari dan hidupkan kembali. Namun apresiasi yang di berikan oleh Rais Amm DDI justru menjadi inspirasi dan beban tersendiri bagi saya pribadi, bahwa apa yang telah kami gagas harus kami usahakan dan wujudkan.
karna bila tidak, maka patutlah  kami di cap sebagai kader yang menggagas sebuah kebohongan atau menggagas omong kosong yang ia sendiri tidak mampu wujudkan. Dan tentu laknat Tuhan bagi mereka yang mengatakan sesuatu, namun ia sendiri tidak mampu melakukannya.
Allåh subhanahu wa ta’ala berfirman:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لِمَ تَقُولُونَ مَا لَا تَفْعَلُونَ | ٦١:٢
كَبُرَ مَقْتًا عِنْدَ اللَّهِ أَنْ تَقُولُوا مَا لَا تَفْعَلُونَ | ٦١:٣
Artinya : Hai orang-orang yang beriman, mengapa kamu mengatakan apa yang tidak kamu perbuat? Amat besar kebencian di sisi Allah bahwa kamu mengatakan apa-apa yang tiada kamu kerjakan. (Q.S : Ash- Shaff : 2-3).
Mursyid dan mursyidah yang kami banggakan
Yang ke dua, lima tahun yang lalu, saya secara pribadi juga telah berkeliling, berkungjung ke cabang-cabang IMDI, hanya sekedar untuk berdiskusi tentang berbagai persoalan dan permasalahan dalam IMDI. Dan hasil dari ekspedisi itu menyadarkan saya bahwa hampir seluruh cabang IMDI mengalami persoalan yang sama. Yaitu “tidak jelasnya identitas IMDI”. Kader-kader di pangkep mengeluhkan tidak jelasnya karakter IMDI, kader-kader di pare  mencampur IMDI dengan PMII, di sidrap kader IMDI menyatu dengan HMI demikian juga di makassar, maros dan cabang-cabang lainnya. Hingga materi DKD dan DKM IMDI juga mengdopsi berbagai materi HMI atau PMII. Dan tentu saja persoalan ini juga kami rasakan sendiri ketika mengkader di komisariat UMI.
Realitas ini jugalah yang mendorong saya untuk mencari akar persoalan, dan kesimpulannya adalah “karna tidak adanya Nilai dasar yang menjadi identitas dan karakter kader” yang mampu di pengangi bersama dan menjadi kalimat pemersatu (kalimatun sawa) bagi kader-kader pengabdi. Maka dari itu, ijtihad kemudian kami usahakan di wilayah yang mungkin tidak semua kader mampu untuk menggarap itu.
Setelah riset dan penelitian beberapa tahun, draf NILAI DASAR PENGABDIAN IMDI pun kami rampungkan dan kami print tahun lalu. Tentu saja tanggapan kader sangat beragam. Kami  juga senantiasa berharap akan adanya berbagai masukan dan kritikan untuk penyempurnaan.
Dalam usaha penyusunan NDP IMDI ini pulalah, kami menyadari sebuah realitas penting  yang tidak bisa dihindarkan. Bahwa: hampir semua NDP organisasi lain disusun dan di gagas oleh penyusunnya setelah bertualang dan melanglang buana di luar negri. Sebut saja Nurchalis Majid yang menulis NDP HMI, beliau harus ke Amerika lalu ke Arab, untuk kemudian kembali dan lahirlah NDP HMI, demikian pula Gusdur, dan demikian pula NDP organisasi lainnya. Realitas yang satu ini penting dan justru menjadikan saya semakin kukuh untuk keluar negri, setidaknya membuka mata tentang realitas kebangsaan dan relitas keduniaan. Dan akhirnya, dari pengalaman ini pulalah, yang kami tuangkan dalam gagasan NDP IMDI yang kami klaim sebagai nilai dasar yang sangat luas dan fundamental. Nilai dasar ini kami klaim sebagai NILAI DASAR KEHIDUPAN dan juga NILAI DASAR PENGABDIAN bagi setiap orang, bukan hanya bagi kader-kader IMDI secara khusus, karna “Hidup Adalah Mengabdi, Dan Mengabdi Berarti Hidup”.
Generasi hijau kuning yang kami banggakan.
Selanjutnya, mengenai tema harlah yang ke 48 IMDI. Secara pribadi saya di mintai masukan tentang tema kegiatan. Waktu itu, spontan saja saya merasa bahwa tema itu telah ada dan telah jauh-jauh zaman di gariskan oleh Tuhan. Maka dengan segera saya bangkit dan membuka kitab suci Al-Qur’an, dan mencoba mencocokkan realitas IMDI hari ini dengan susunan surah. Dan termaktublah surah 48 Al-Qur’an ayat 1 dan 2.
إِنَّا فَتَحْنَا لَكَ فَتْحًا مُّبِينًا ﴿١﴾
Sesungguhnya Kami telah memberikan kepadamu kemenangan yang nyata, (1)
لِيَغْفِرَ لَكَ اللَّهُ مَا تَقَدَّمَ مِن ذَنبِكَ وَمَا تَأَخَّرَ وَيُتِمَّ نِعْمَتَهُ عَلَيْكَ وَيَهْدِيَكَ صِرَاطًا مُّسْتَقِيمًا ﴿٢﴾
supaya Allah memberi ampunan kepadamu terhadap dosamu yang telah lalu dan yang akan datang serta menyempurnakan nikmat-Nya atasmu dan memimpin kamu kepada jalan yang lurus, (2)
ayat pertama dan ke dua QS Fath ini kemudian kami ajukan agar menjadi tema HARLAH ke 48 IMDI. Selain tema-tema nyentrik semacam ini sangat jarang di munculkan dalam forum-forum IMDI, tema ini pula menyentuh ruang terdalam bathin kita untuk kembali “membaca”. Selain itu, Secara pribadi saya selaku ketua PP IMDI merasa bahwa era ini, adalah momentum kemenangan bagi IMDI, dan juga menjadi momentun kemajuan bagi organisasi. kondisi hari ini  akan sangat berbeda dari kindisi kemarin. Kenapa?, karna kader-kader IMDI hari ini telah punya visi dan kepercayaan diri untuk berdiri sama tinggi dengan HMI, dan duduk sama rendah dengan PMII, dan tentu saja bahu membahu dengan berbagai organisasi lainnya untuk memajukan bangsa dan agama.
Kepercayaan diri IMDI dapat kita saksikan dari  munculnya gagasan-gagasan bertaraf nasional. Simaklah misalnya group WA “IMDI se-Indonesia” yang baru-baru muncul belakangan ini. Bagi teman-teman, ini mungkin hanyalah group WA biasa, “Apalah Istimewanya!!!”.  Namun bagi kami, group WA “IMDI se-Indonesia” ini mencerminkan kepercayaan diri kader untuk tampil sejajar dan menjadi salah satu organisasi besar di Indonesia. Mengusung karakter sendiri sebagai kader pengabdi, ruang juang sendiri dengan gerakan spiritual, dan warna hijau dan kuning IMDI. Dan istimewanya lagi, karna gagasan ini lahir dari gess road IMDI.
Semangat ini tentu harus kita rawat bersama, IMDI bukanlah organisasi kampung. Seperti anggapan kader-kader yang lalu. IMDI bukanlah organisasi lokal yang berkutat hanya di Sulawesi atau di Indonesia Timur saja. tapi IMDI adalah organisasi nasional dan punya visi internasional. Sebuah visi besar yang tidak semua organisasi miliki. Sebuah visi kebangsaan, sebuah visi keindionesiaan yang berkemajuan. Dan langkah awal untuk mencapai itu tentu di mulai dengan “memperkaya” diri masing masing lalu mengajarkannya kepada orang lain.
Dan terkhir,
Lampaui gurutta.
Karna semakin engkau melampaui beliau, semakin bangga beliau akan keberhasilan DDI mencetak generasi-generasi hijau kuning yang lebih hebat.
Kesempurnaan seorang mursyid adalah ketika ia mampu mencetak mursyid yang lebih sempurna dari  dirinya.
“Siapa yang bisa menjadikan orang lain sempurna setelah dirinya sekalipun ia masuk neraka dan yang lain masuk surga, maka itulah orang yang matang (the mature person)”.
Selamat berHARLAH yang ke 48. Semoga kematangan usia membawa kematangan karakter.
UNTUK IMDI BERKEMAJUAN UNTUK INDONESIA YANG BERMARTABAT
مّن اللہ المستعا ن والیہ طقلان
Kepada Allah kita memohon dan kepadaNya pula kita bertawakkal
اسلم علیکم ورحمہ اللہ وبرکاہ

Filiphina 23 September 2017

Ketua Umum PP IMDI
Nur khaliq S.Kep, MSN


                                                                                                                                            

Tidak ada komentar:

Posting Komentar