Tafsir
Lambang IMDI
﷽
Lambang IMDI
memiliki bentuk dasar persegi empat dengan warna dasar hijau tua. Dan unsur-unsur
komponen lambang yang terdiri atas:
1.
Bingkai dasar
segi empat
2.
Pancaran sinar
Matahari terbit dan kalimat Kalimat Laa ilaha illa lah.
3.
Bulan sabit dan
huruf latin IKATAN MAHASISWA DDI
4.
Kalimat : Lahuu
Da’watul Haq
5.
Kalimat arab :
Darud Da’wah Wal-Irsyad
6.
Kalimat
singkatan: IMDI
7.
Lima bintang.
Pola dasar dan komponen lambang tersebut mempunyai arti dan makna
sebagai berikut:
1.
Bentuk Dasar
Persegi-Empat
Seluruh
symbol dan lambang IMDI diletakkan di atas dasar yang berbentuk “segi empat”.
Segi empat dalam hal ini bermakna: “Keseimbangan, Keserasian, Kesamaan,
Kesetaraan, Keteraruran, Kesemestaan, dst”.
Hadits nabi Selain itu, secara
historis-cultural, makna persegi empat juga mewakili falsafah “sulapa eppa”
dalam teradisi kebudayaan bugis yang juga merupakan dasar geneti-kultural
dari lahinya DDI.
Falsafah
“Sulapa eppa” mewakili dasar pembentukan dari seluruh huruf lontra yang
dilambgankan dengan huruf “sa” (“◊”). Dengan demikian, “sulapa-eppa” adalah
merupakan dasar/basic dan asal mula dari seluruh pencapaian kebudayaan dan
peradaban manusia Bugis sejak dahulu hingga kini. Selanjutnya, falsafah “Sulapa
eppa” juga mewakili empat kualitas kepemimpinan (sikap) yang saling
melengkapi (check and balances) dalam teradisi masyarakat Bugis yang
juga merupakan karakter identik mursyid-mursyidah IMDI yaitu: “to panrita (kesolehan),
to warani (keberanian), tau acca (kecerdasan), tau sugi (kekayaan)”. Empat karakter mursyid-mursyidah inilah yang
harus dicapai dari seluruh rangkaian proses kaderisasi IMDI di semua level
kekaderan.
Selain
itu, Makna segi empat juga melambangkan Nilai Dasar Pengabdian (NDP) IMDI
yaitu: Syareat, Tharikat, Hakikat Dan Makrifat. Empat Poin NDP ini
merupakan pegangan dan “kalimatun sawa” dari seluruh proses ber-IMDI.
NDP IMDI adalah ibarat proses utuh dari
kehidupan manusia, yang dalam pembahasannya di ibaratkan sebagai daur hidup
sebatang pohon yang akarnya menghujam kuat ke jantung tauhid bumi, dari akar
yang kuat ini kemudian tumbuh batang yang kokoh dan menjadi sandaran dan
pegangan bagi siapapun yang membutuhkannya. Ranting dan daunnya lebat dan
memberi naungan yang menyejukkan bagi manusia, (menjadi Rahmatan Lil Alamin),
dan buah Akhlaqnya menjadi karunia yang besar dari Allah sebagai rezki yang
menyenangkan. NDP IMDI adalah perpaduan utuh dari proses pengabdian yang oleh Anregurutta
di istilahkan dengan “pengabdian zahir dan pengabdian batin”, dari seluruh
mursyid dan musryidah IMDI. Selanjutnya, dalam haditsnya Nabi menerangkan
keistimewaan urusan empat ini dalam hadits :
خَيْرُ الْأَصْحَابِ أَرْبَعَةٌ
وَخَيْرُ الْجُيُوشِ أَرْبَعَةُ آلَافٍ وَخَيْرُ السَّرَايَا أَرْبَعُ مِائَةٍ وَمَا
بَلَغَ اثْنَا عَشَرَ أَلْفًا فَصَبَرُوا وَصَدَقُوا فَغُلِبُوا مِنْ قِلَّةٍ
Artinya : "Sebaik-baik sahabat adalah empat orang, dan sebaik-baik
pasukan adalah empat ribu, dan sebaik-baik satuan pasukan adalah empat ratus
dan tidaklah mereka mencapai dua belas ribu, lalu bersabar dan jujur maka
mereka tidak akan terkalahkan." (Hadits Darimi
Nomor 2331)
Sebagai
catatan tambahan, bentuk dasar bulat juga sering digunakan oleh kader-kader
IMDI. Dasar bulat pada lambang IMDI secara administrative telah disepakati hanya
sebagai atribut tambahan untuk pembuatan pin atau keperluan yang sejenisnya,
serta lebih bertujuan agar logo IMDI dapat di aplikasikan di semua latar atau
modifikasi sehingga menjadikannya sweetest. Namun demikian, bentuk bulat
pada dasarnya, juga secara filosofis mengartikan makna yang sama dengan makna
Persegi Empat, yaitu Kesempurnaan, Proses yang tiada henti, Keseimbangan,
Keserasian,
Kesamaan, Kesetaraan, Keteraruran, Kesemestaan, dst”. Sehingga
tidak mengurangi arti dan pemaknaan pada penggunaanya.
2.
Warna Dasar
Hijau Tua
Warna
Hijau tua secara umum melambangkan “Kesuburan, Kehidupan, Kebaruan, Bumi, Keyakinan
Yang Kuat, Kebulatan Tekad, Corak/Pradigma Baru, Penghayatan Yang Dalam serta
Kehidupan yang Dinamis”. Selain itu, hijau tua juga melambangkan ajaran Islam Ahlusunnah Wal-Jamaah yang menjadi pedoman warga DDI.
Ia adalah suatu pedoman yang mencakup aqidah, ibadah/syariah dan muamalah serta
jalan hidup (way of life) dalam mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat
serta dalam upaya menggapai Mardhatillah. Sebagaimana firman Allah dalam
(QS. Al –a’raf : 96).
وَلَوْ أَنَّ أَهْلَ الْقُرَىٰ آمَنُوا وَاتَّقَوْا
لَفَتَحْنَا عَلَيْهِمْ بَرَكَاتٍ مِنَ السَّمَاءِ وَالْأَرْضِ وَلَٰكِنْ كَذَّبُوا
فَأَخَذْنَاهُمْ بِمَا كَانُوا يَكْسِبُونَ
Artinya: Jikalau sekiranya
penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan
kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat
Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya.
3.
Matahari terbit
dengan warna kuning emas dengan jumlah sinar 25 berkas diatas lintasan pelangi
putih berisi kalimat tauhid “Laa Ilaha
Illa Allah”
Simbol
ini melambangkan matahari sebagai sumber cahaya, dan cahaya adalah sebagai
sumber ilmu pengetahuan dari Allah SWT, yang diturunkan kepada hambanya dengan
perantaraan para Rosul-nya yang menuntun manusia kepada jalan Tauhid. Dalam
kaitannya dengan DDI, diharapkan agar menjembatani turunnya ilham dari Allah
SWT, dan munculnya cahaya ilmu pengetahuan. Firman Allah dalam Al-Qur’an surah (Yunus
ayat: 5)
هُوَ الَّذِي جَعَلَ الشَّمْسَ
ضِيَاءً
Artinya: Dialah
yang menjadikan matahari bersinar
Warna
kuning keemasan secara umum diartikan sebagai lambang dari “Kejayaan,
Kemulyaan, Kekayaan, Keutamaan, integrity, honesty, Nur Kemuliaan Ilahi dst.
Bagi IMDI, syimbol ini berarti sikap istiqamah dan usaha terus-menerus (berkesinambungan)
untuk kebaikan, terutama demi kebaikan tertinggi – yaitu Tuhan itu sendiri.
Selanjutnya
25 berkas sinar matahari terbit dengan warna kuning emas tadi melambangkan 25
nabi dan rosul yang di sebutkan dalam kitab suci Al-Qur’an. mereka di utus
untuk menghapus kebodohan, memerangi kedzoliman dan kemunkaran, serta
membebaskan kaum yang lemah dari penindasan. Para Nabi dan Rasul tersebut membawa
misi pencerahan, menegakkan Kalimatut Tauhid, dan mengganti kegelapan
dengan cahaya yang terang-benderang, secerah mentari terbit di pagi hari, yang
menghapus gelapnya malam. Sebagaimana firman allah dalam al-qur’an surah
Al-Baqarah [02]:136:
قُولُوا آمَنَّا بِاللَّهِ وَمَا أُنْزِلَ إِلَيْنَا
وَمَا أُنْزِلَ إِلَىٰ إِبْرَاهِيمَ وَإِسْمَاعِيلَ وَإِسْحَاقَ وَيَعْقُوبَ وَالْأَسْبَاطِ
وَمَا أُوتِيَ مُوسَىٰ وَعِيسَىٰ وَمَا أُوتِيَ النَّبِيُّونَ مِنْ رَبِّهِمْ لَا نُفَرِّقُ
بَيْنَ أَحَدٍ مِنْهُمْ وَنَحْنُ لَهُ مُسْلِمُونَ
Artinya: Katakanlah (hai orang-orang yang mukmin); “kami beriman kepada
Allah dan apa yang diturunkan kepada kami, dan apa yang diturunkan kepada
Ibrahim, Ismaíl, Ishaq, Ya’kub dan anak
cucunya, dan apa yang diberikan kepada Musa dan Isa serta apa yang diberikan
kepada nabi-nabi dari tuhannya. Kami tidak membeda-bedakan seorangpun diantara
mereka dan kami hanya tunduk dan patuh
kepada-Nya”.
Selanjutnya,
5 berkas sinar mentari yang lebih tinggi melambangkan 5 rasul utama atau yang biasa dikenal dengan Rasul
Ulul Azmi sebagaimana firman Allah, yang menjelaskan bahwa Allah melebihkan
sebagian rasul dibandingkan rasul yang lainnya. Allah Ta’ala berfirman dalam
Al-Qur’an surah Al Baqarah [02]:253)
. ۞ تِلْكَ الرُّسُلُ
فَضَّلْنَا بَعْضَهُمْ عَلَىٰ بَعْضٍ ۘ مِنْهُمْ مَنْ كَلَّمَ اللَّهُ ۖ وَرَفَعَ بَعْضَهُمْ
دَرَجَاتٍ ۚ
Artinya:“Rasul-rasul itu Kami
lebihkan sebagian (dari) mereka atas sebagian yang lain. Di antara mereka ada
yang Allah berkata-kata (langsung dengan dia) dan sebagiannya Allah
meninggikannya beberapa derajat. …”
Pemberian
keutamaan sebgaian rasul dibandingkan yang lain disebabkan perbedaan tingkat
keteguhan hati dan kesabaran mereka dalam menghadapi cobaan. Allah Ta’ala
berfirman dalam Al-Qur’an surah Al Ahqaf [46]:35
.فَاصْبِرْ
كَمَا صَبَرَ أُولُو الْعَزْمِ مِنَ الرُّسُلِ
Artinya:“Maka bersabarlah kamu
seperti orang-orang yang mempunyai keteguhan hati dari rasul-rasul …”
Selain
itu, 25 berkas sinar ini memancaran dari lintasan pelangi putih berisi kalimat
tauhid “Laa Ilaha Illa Allah”.
Kalimatut
tauhid “Laa Ilaha Illa Allah” melambangkan dasar Ikatan (Aqidah) IMDI dalam
menjalankan seluruh proses kaderisasinya dilandasi pada kemurnian tauhid yang
hanif, tegak lurus seperti firman Allah dalam Al-Qur’an surah Yunus [10]:105:
وَأَنْ أَقِمْ وَجْهَكَ لِلدِّينِ حَنِيفًا وَلَا
تَكُونَنَّ مِنَ الْمُشْرِكِينَ
Artinya: Dan hadapkanlah wajahmu pada agama
(hanif) dengan tulus dan ikhlas, dan janganlah kamu termasuk orang yang musyrik.
Meiyakini
dengan sepenuhnya bahwa tiada pencipta, tiada penguasa dan tiada yang patut
disembah selain Allah Adzza wajallah. Sebagaimana Firman Allah
dalam Al-Qur’an surah Al-A’raaf [7] 158:
قُلْ يَا أَيُّهَا النَّاسُ إِنِّي رَسُولُ اللَّهِ
إِلَيْكُمْ جَمِيعًا الَّذِي لَهُ مُلْكُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ ۖ لَا إِلَٰهَ
إِلَّا هُوَ يُحْيِي وَيُمِيتُ ۖ فَآمِنُوا بِاللَّهِ وَرَسُولِهِ
Artinya : Katakanlah ;”Hai
manusia sesungguhnya aku adalah utusan Allah kepada kamu semua, yaitu Allah
yang mempunyai kerajaan langit dan bumi; tiada Tuhan (yang berhak disembah) selain
dia, yang menghidupkan dan mematikan, maka berimanlah kamu kepada Allah dan
Rasul-nya, …….
Surat Al-Baqarah Ayat 255
اللَّهُ لَا إِلَٰهَ إِلَّا هُوَ الْحَيُّ الْقَيُّومُ
ۚ لَا تَأْخُذُهُ سِنَةٌ وَلَا نَوْمٌ ۚ لَهُ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَمَا فِي الْأَرْضِ
ۗ مَنْ ذَا الَّذِي يَشْفَعُ عِنْدَهُ إِلَّا بِإِذْنِهِ ۚ يَعْلَمُ مَا بَيْنَ أَيْدِيهِمْ
وَمَا خَلْفَهُمْ ۖ وَلَا يُحِيطُونَ بِشَيْءٍ مِنْ عِلْمِهِ إِلَّا بِمَا شَاءَ ۚ
وَسِعَ كُرْسِيُّهُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ ۖ وَلَا يَئُودُهُ حِفْظُهُمَا ۚ وَهُوَ
الْعَلِيُّ الْعَظِيمُ
Artinya: Allah, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah)
melainkan Dia Yang Hidup kekal lagi terus menerus mengurus (makhluk-Nya); tidak
mengantuk dan tidak tidur. Kepunyaan-Nya apa yang di langit dan di bumi. Tiada
yang dapat memberi syafa'at di sisi Allah tanpa izin-Nya? Allah mengetahui
apa-apa yang di hadapan mereka dan di belakang mereka, dan mereka tidak
mengetahui apa-apa dari ilmu Allah melainkan apa yang dikehendaki-Nya. Kursi
Allah meliputi langit dan bumi. Dan Allah tidak merasa berat memelihara
keduanya, dan Allah Maha Tinggi lagi Maha Besar.
Dalam hadits nabi menjelaskan
tentang pokok-pokok keimanan: H.R.
Muslim 8:“Kamu beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya,
para Rasul-Nya, hari akhir, dan takdir baik dan buruk.”
Selanjutnya, pelangi melengkung berwarna putih:
melambangkan pluralisme, multi-kulturalisme dan sikap toleransi yang putih,
suci, dan murni, yang di insafi oleh seluruh kader IMDI sebagai fitrah
penciptaan dari seluruh makhluk hidup dimuka Bumi yang bersifat keilahian dengan
kalimatut tauhid: Laa Ilaha Illaal lah. Firman Allah dalam Al-Qur’an surah Al-Hujurat
[49] 13: Surat Al-Hujurat Ayat 13
يَا أَيُّهَا النَّاسُ إِنَّا خَلَقْنَاكُمْ مِنْ
ذَكَرٍ وَأُنْثَىٰ وَجَعَلْنَاكُمْ شُعُوبًا وَقَبَائِلَ لِتَعَارَفُوا ۚ إِنَّ أَكْرَمَكُمْ
عِنْدَ اللَّهِ أَتْقَاكُمْ ۚ إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌ
Artinya : “Wahai sekalian manusia
! Sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang
perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu
saling kenal- mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di sisi Allah
diantara kamu adalah orang-orang yang paling bertawqa di antara kamu.
Sesunguhnya Allah Maha Mengatahui dan Maha Mengenal"
Mengingkari
pluralism dan multikulturalisme yang telah menjadi fakta kesejarahan dan
realitas social dalam peradaban manusia, dan memaksakan kehendak pada
penyeragaman, sama halnya dengan mengingkari ketauhidan dan kemaha kuasaan
tuhan yang telah menciptakan perbedaan sebagai fitrah kemanusiaan. Sebagaimana
firman Allah ;
Al-Quran surah Yunus [10]; 99:
وَلَوْ شَاءَ رَبُّكَ لَآمَنَ مَنْ فِي الْأَرْضِ
كُلُّهُمْ جَمِيعًا ۚ أَفَأَنْتَ تُكْرِهُ النَّاسَ حَتَّىٰ يَكُونُوا مُؤْمِنِينَ
Artinya: Dan jikalau tuhanmu menghendaki, tentulah beriman semua orang yang dimuka bumi seluruhnya. Maka apakah kamu (hendak) memaksa manusia supaya
mereka menjadi orang-orang yang beriman semuanya?.
Al-Quran surah Al kahf [18]; 29:
وَقُلِ الْحَقُّ مِنْ رَبِّكُمْ ۖ فَمَنْ شَاءَ فَلْيُؤْمِنْ
وَمَنْ شَاءَ فَلْيَكْفُرْ
Artinya: Dan katakanlah,
“Kebenaran itu datangnya dari tuhanmu, barang siapa yang ingin (beriman), hendaklah
ia beriman, dan barangsiapa yang (ingin) kafir biarlah ia kafir”……
Al-Quran surah Al kafirun [100]; 1-6
Surat
Al-Kafirun Ayat 6
لَكُمْ دِينُكُمْ وَلِيَ دِينِ:
Artinya: “Untukmu agamamu, dan
untukkulah, agamaku”.
4.
Bulan sabit
warna putih dan huruf latin IKATAN MAHASISWA DDI menenga-dah ke atas,
melambangkan bahwa IMDI senantiasa berjalan diatas garis dan ketentuan wahyu
Allah SWT. Kelahiran IMDI sesungguhnya memulai datangnya abad dan peradaban
dunia yang terang dan membawa kebenaran, sehingga lenyaplah masa kegelapan yang
akan terjadi secara tertib sebagaimana peralihan sinar matahari di siang hari
di siang hari kepada sinar bulan dimalam hari. Sebuah estafet kehidupan menuju mardhatillah
firman Allah dalam Al-Qur’an surah Yunus ayat 5:
: وَالْقَمَرَ نُورًا وَقَدَّرَهُ مَنَازِلَ لِتَعْلَمُوا
عَدَدَ السِّنِينَ وَالْحِسَابَ
Artinya: …“dan bulan bercahaya serta
ditetapkannya manzilah (tempat-tempat) beredarnya dulan itu supaya kamu
mengetahui bilangan tahun dan perhitungan waktu”.
Bulan
sabit melengkung juga melambangkan “perahu” sebagai lambang teradisi kejayaan
masyarakat Bugis yang dikenal sejak zaman dahulu sebagai pelaut pemberani
dengan tekad kuat dan pantang menyerah, “sekali layar berkembang pantang untuk
surut kembali” yang mengantarkan mereka di kenal di 7 samudra dunia. Mengenai bahtera ini, Allah menjelaskan dalan
Al-Qur’an surah Yasiin [36] 41.
وَآيَةٌ لَهُمْ أَنَّا حَمَلْنَا ذُرِّيَّتَهُمْ
فِي الْفُلْكِ الْمَشْحُونِ
Artinya: “Dan suatu tanda (kebesaran Allah yang
besar) bagi mereka adalah bahwa kami
angkut keturunan mereka dalam bahtera yang penuh muatan”.
Al-Quran surah Asy Syuura [42]:32.
وَمِنْ آيَاتِهِ الْجَوَارِ فِي الْبَحْرِ كَالْأَعْلَامِ
Artinya: “Dan diantara
tanda-tanda kekuasaanNya ialah kapal-kapal ditengah laut (yang berlayar)
seperti gunung-gunung.”
Huruf
latin IKATAN MAHASISWA DDI melambangkan visi pembangunan Kebangsaan dan
Keindonesiaan IMDI, Cinta Tanah Air dan rasa Nasionalisme yang kuat.
Dua
mata tombak runcing yang mengapit tulisan latin IKATAN MAHASISWA DDI
bermaknakan dua kalimat syahadat yang
selalu mengapit ilmu amal dan akhlak
mahasiswa pengabdi. Selain itu, dua mata tombak ini juga biasa dimaknai
sebagai Taqwa dan Tawakkal. Dua
simbolitas dialektika kehidupan. Sebuah jalan hudup untuk “menjadi” (being)
yang tiada henti. Karna setelah berikhtiar, maka bertawakkallah, dan setelah
berusaha, maka berpasra-lah pada ketentuan qadha dan qadhar Ilahi.
Warna
hitam pada tulisan dan dua mata tombak, secara umum dipahami melambangkan
kebijaksanaan, kedalaman ilmu, konsistensi, keadilan. dst.
5.
Kalimat : Lahuu
Dakwatul Haq : kalimat ini meletakkan fungsi dan hakikat kehadiran IMDI/DDI
ditengah-tengah masyarakat, berusaha mendalami ajaran Islam dan ilmu
pengetahuan dalam berbagai disiplinnya dengan tujuan menyebar luaskannya dan
mengajak manusia ke jalan yang diridhai Allah SWT. Firman Allah dalam Al-Qur’an
surah Al-Imran ayat 104: Surat Ali 'Imran Ayat 104
وَلْتَكُنْ مِنْكُمْ أُمَّةٌ يَدْعُونَ إِلَى الْخَيْرِ
وَيَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَيَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ ۚ وَأُولَٰئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ
Artinya : ”Dan hendaklan ada
diantara kalian segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyeru kepasa
amar makruf dan mencegah dari yang
munkar, mereka itulah orang-orang yang beruntung”.
Selain
itu,symbol ini melambangkan metode dakwah IMDI yang menyerukan kebenaran, namun
tetap dilandasi pada ajaran Ahlu Sunnah Wal- Jamaah yang ramah dan menjadi Rahmatan lil alamin. Sebagaimana
firman Allah dalam Al-Qur‘an surah An-Nahl [16]:125:
ادْعُ إِلَىٰ سَبِيلِ رَبِّكَ بِالْحِكْمَةِ وَالْمَوْعِظَةِ
الْحَسَنَةِ ۖ وَجَادِلْهُمْ بِالَّتِي هِيَ أَحْسَنُ ۚ إِنَّ رَبَّكَ هُوَ أَعْلَمُ
بِمَنْ ضَلَّ عَنْ سَبِيلِهِ ۖ وَهُوَ أَعْلَمُ بِالْمُهْتَدِينَ
Artinya: “Serulah manusia kejalan
Tuhanmu dengan hikmah (bijaksana) dan pelajaran yang baik dan bantahlah
mereka dengan cara yang baik (etis).”
Al-Qur’an surah Al-Imran [3]:159:
فَبِمَا رَحْمَةٍ مِنَ اللَّهِ لِنْتَ لَهُمْ ۖ وَلَوْ
كُنْتَ فَظًّا غَلِيظَ الْقَلْبِ لَانْفَضُّوا مِنْ حَوْلِكَ ۖ
Artinya: Hanya karna rahmat allah
kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka, sekiranya kamu bersikap keras lagi
berhati keras, niscaya mereka akan meninggalkanmu…..
6.
Kalimat Arab :
Darud Da’wah Wal Irsyad.
Kalimat
ini adalah simbol pandangan IMDI-DDI bahwa untuk penguasaan ilmu pengetahuan
agama Islam, mutlak adanya penguasaan terhadap bahasa asing, terutama
bahasa Arab dan alat-alatnya. Firman Allah
Dalam Al-Qur’an surah al-syura ayat 193-195:
نَزَلَ بِهِ الرُّوحُ الْأَمِينُ
Artinya: Al-Qur’an dibawa turun
oleh Ar-ruh Al-amin (Jibril)
عَلَىٰ قَلْبِكَ لِتَكُونَ مِنَ الْمُنْذِرِينَ
:Kedalam hatimu (Muhammad) agar kamu
menjadi salah seorag diantara orang-orang yang memberi peringatan
بِلِسَانٍ عَرَبِيٍّ مُبِينٍ
:Dengan bahasa Arab yang nyata”.
Dalam Al-Qur‘an Surat Yusuf Ayat: 2
إِنَّا أَنْزَلْنَاهُ قُرْآنًا عَرَبِيًّا لَعَلَّكُمْ
تَعْقِلُونَ
:Sesungguhnya
Kami menurunkannya berupa Al Quran dengan berbahasa Arab, agar kamu
memahaminya.
Pengetahuan
dan skill dalam bahasa asing adalah program yang sangat di utamakan dalam
kaderisasi IMDI. Hal ini tentu saja dikarnakan ilmu pengetahuan dan kemajuan
teknologi yang berkembang saat ini, dimaklumi untuk sementara ini semuanya
menggunakan bahasa asing. Maka pengembangan ilmu dan teknologi mutlak harus
dikuasai oleh kader-kader IMDI, karna pengembangan ilmu penngetahuan dan
teknologi harus dikawal dengan moral-spiritual dan keperibadian yang kuat
sebagai tanggung jawab IMDI terhadap kemanusiaan.
7.
Kalimat
singkatan: IMDI
Singkatan
IMDI dengan Later Latin / tulisan Indonesia melambangkan identitas khas
bahwa IMDI sebagai organisasi kemahasiswaan, keislaman dan kemasyarakatan,
adalah termasuk bagian dari rakyat Indonesia, patuh dan tunduk terhadap ideology
Pancasila, serta aturan hukum yang berlaku di Negara Kesatuan Republik
Indonesia.
Bergerak
dalam wilayah rekrutmen dan kaderisasi yang menyiapkan kader pengabdi yang
memperjuangkan Trilogi DDI dan turut serta menjaga keutuhan NKRI. Firman Allah
dalam Al-Qurán surah Al-Imran ayat [003]: 103: وَاعْتَصِمُوا بِحَبْلِ اللَّهِ جَمِيعًا
وَلَا تَفَرَّقُوا
Artinya: Dan Berpegang Teguhlah
Kalian Kepada Tali (Agama) Allah, Dan Janganlah Kamu Bercerai Berai…”.
8.
Lima bintang
warna kuning emas.
Bintang
emas sebanyak lima buah terletak di ufuk sinar cahaya mentari terbit, memberi
arti bahwa IMDI senantiasa melaksanakan lima rukun Islam dan taat melaksanakan
kewajiban shalat (lima waktu) dalam sehari semalam. Lima bintang emas ini juga
menyimbolkan falsafah Lima Sila Pancasila, sebagai salah satu elemen dari Warga
Negara Republik Indonesia. Firman Allah dalam Al-Qurán surah An-Nahal ayat 16 :
وَعَلَامَاتٍ ۚ وَبِالنَّجْمِ هُمْ يَهْتَدُونَ
Artinya “Dan Dia (ciptakan)
tanda-tanda (petunjuk) jalan dan dengan bintang-bintang itulah mereka
mendapatkan petunjuk”.
Al-Quran surah Yunus [10]:5,
هُوَ الَّذِي جَعَلَ الشَّمْسَ ضِيَاءً وَالْقَمَرَ
نُورًا وَقَدَّرَهُ مَنَازِلَ لِتَعْلَمُوا عَدَدَ السِّنِينَ وَالْحِسَابَ ۚ مَا خَلَقَ
اللَّهُ ذَٰلِكَ إِلَّا بِالْحَقِّ ۚ يُفَصِّلُ الْآيَاتِ لِقَوْمٍ يَعْلَمُونَ
Artinya : Dialah yang menjadikan
matahari bersinar dan bulan bercahaya dan ditetapkannya manzilah-manzilah
(tempat-tempat) bagi perjalanan bulan itu, supaya kamu mengetahui bilangn tahun
dan perhitungan (waktu). Dan allah menciptakan yang demikian itu haq. Dia
menjelaskan tanda-danda (kebesarannya) kepada orang-orang yang mengetahui
Ayat 6:
إِنَّ فِي اخْتِلَافِ اللَّيْلِ وَالنَّهَارِ وَمَا
خَلَقَ اللَّهُ فِي السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ لَآيَاتٍ لِقَوْمٍ يَتَّقُونَ
Artinya; Sesungghunya pertukaran malam dan siang itu dan pada
apa yang diciptakan allah di langit dan di bumi benar-benar terdapat
tanda-tanda 9kekuasaan-nya) bagi orang-orang yang bertaqwa.
Dan akhirnya,
Sebagai catatan tambahan, perlu untuk di pahami bahwa lambang IMDI adalah
perpaduan seimbang antara dua symbol utama, yaitu matahari dan bulan yang sama
besar dan proporsional.
Kedua symbol ini
juga pada hakikatnya mewakili dua entitas yang tak mampu dipisahkan, yaitu matahari
yang mewakili siang, dan bulan yang mewakili malam. Meski nampaknya berlawanan,
namun pada hakikatnya keduanya seperti dua sisi kertas yang tidak mampu di
pisahkan. Siklus pergantian yang teratur antara keduanya yang mendasari seluruh
siklus musim serta daur kehidupan semua makhluk yang ada di bumi.
Oleh karna itu,
dua paduan symbol proporsional dan seimbang ini merupakan paduan yang sempurna yang akan
menjadi modal dan model ideal dalam membesarkan IMDI. Paduan itu akan tercermin
dalam kesemprunaan pribadi seluruh insan pengabdi yang di gelari Mursyid. Sosok
insan ideal, yang mampu senantiasa menghadir dalam keseimbangan antara
kerja-kerja duniawi dan ukhrowi, antara
ibadah lahir dan ibadah batin, materi dan misteri, eksoteris dan
esoteric, jiwa dan raga, dst. Sebagaimana ungkapan :
اعمل لدنياك كأنك
تعيش أبداً ، واعمل لآخرتك كأنك تموت غداً
Artinya: “Kerjakanlah duniamu seakan-akan engkau akan hidup
selamanya, dan kerjakanlah akhiratmu, seakan-akan engkau akan mati esok”
Dan firman Allah dalam
Al-Qur’an surah Al-Qasas:77:
وَابْتَغِ فِيمَا
آتَاكَ اللَّهُ الدَّارَ الْآخِرَةَ ۖ وَلَا تَنْسَ نَصِيبَكَ مِنَ الدُّنْيَا ۖ وَأَحْسِنْ
كَمَا أَحْسَنَ اللَّهُ إِلَيْكَ ۖ وَلَا تَبْغِ الْفَسَادَ فِي الْأَرْضِ ۖ إِنَّ
اللَّهَ لَا يُحِبُّ الْمُفْسِدِينَ
Artinya: “Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah
kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu
dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana
Allah telah berbuat baik, kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di
(muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat
kerusakan.”
Masyaallah
BalasHapus